CARA MUDAH MEMBUAT BBM ALTERNATIF / HYDROGEN BOOSTER SEDERHANA

|| || , || 4 Comment
Halo pemirsa setia DETIKSOFT
kali ini saya akan memberikan beberapa tips dan trick pastinya jika dikembangkan akan sangat berguna, berdasarkan isu isu yang bertebaran bahwa, dalam waktu dekat ini, pemerintah akan menaikkan harga BBM 
oleh karna itu, kita harus pandai-pandai mengatur keuangan supaya tidak bangkrut dibelakang. saat ini banyak sekali trik cara menghemat BBM, salah satunya hydrogen booster. cara membuatnya pun mudah. siapkanlah bahan bahannya:
  1. kursi {untuk duduk}
  2. minuman {supaya tidak mondar-mandir ambil minum}
  3. tabung{dianjurkan tabung kaca}
  4. selang kecil 
  5. lembaran logam {dianjurkan alumunium}
  6. kabel {dianjurkan isi 2}
  7. double tape tebal{yang tengahnya ada sterofoamnya}
  8. tabung kecil {botol mineral juga boleh}
  9. sealer {krim selotip}
  10. lem kuat
  11. air murni {air hujan juga boleh}
  12. soda kue {garam juga boleh}
setelah bahan bahan disiapkan. guntinglah lembaran logam {alumunium}menjadi beberapa persegi panjang.
lubangilah salah satu pojoknya untuk menyambung kabel. susunlah denga diberikan double tape untuk menyatukannya tapi jangan sampai satu samalain saling tersentuh cara menyusunnya. zigzag {lubang kanan kiri kanan kiri}berilah kabel. satukan semua kabel pada sisi kanan. dan pada sisi kiri dengan sisi kiri. kemudian untuk bagian tabung, lubangilah tutup tabung 3 buah lubang{lubang selang in dan out,kabel}masukan rangkaian tadi kedalam tabung. keluarkan kabel lewat salah satu lubang ditutup tadi. kemudian tutup. buatlah selang setinggi tabung dari bawah sampai keluar tutup {diatas tutup 2 cm}, masukkan selang kedalam tabung sampai ke permukaan bawah air, kemudian beri lem setelah lem kering beri krim lotip {sealer} masukkan selang yang tersisa ketutup tabung, jangan sampai terkena air. berilah lem dan ketika kering beri sealer tadi. buka tutupnya lagi untuk memasukkan air. tambahkan satu 2 sendok teh untuk 1liter air. kemudian masukkan kedalam tabung. tutup. lepas kabel positif pada accu {baterai/aki kendaraan}sambungkan salah satu kabel ke kutub positif dan kabel lain ke kabel positif yang dilepas tadi. siapkan botol tadi dan isi dengan air sabun. masukkan selang outnya {yang tidak tersentuh air}kedalam botol. coba hidupkan motor. setelah keluar gelembung cobasulut dengan api{hati2}
jika dapat menyala. keluarkanlah selang dari botol kemudia sambungkan ke intake manifold pd karburator motor.  sekian trik dari saya. untuk lebih jelasnya silahkan lihat video diatas. semoga berguna. dan trimakasih telah mampir.

SOFTWARE SEKOLAH GRATIS

|| || || Leave a Comment
BAGI ANDA YANG INGIN MENDOWNLOAD SOFTWARE SEKOLAH GRATIS. SILAHKAN KLIK  DISINI.  

PENEMUAN SITUS "GERBANG MENUJU NERAKA" DI TURKI

|| || || 19 Comment

ANKARA - Arkeolog asal Itali mengumumkan sebuah penemuan situs di Turki yang dinamakan "gerbang menuju neraka" (gate to hell). Situs reruntuhan ini terletak di wilayah barat daya Turki.

Dilansir Discovery, Minggu (31/3/2013), disebut juga sebagai Gerbang Pluto, menurut tradisi dan mitologi Yunani-Romawi, situs ini merupakan portal ke "dunia bawah". Lokasi situs ini berada di kota Phrygian Hierapolis kuno, yang kini dinamakan Pamukkale.

Konon, situs tersebut mengandung uap mephitic (gas berbahaya) yang mematikan. "Ruang ini penuh dengan uap yang sangat berkabut dan padat, yang nyaris tidak bisa dilihat bagian permukaannya," tulis ahli geografi lawas dari Yunani, Strabo.

Ia mengatakan, hewan yang mencoba masuk ke dalam bisa mati secara mendadak. "Saya melemparkan burung pipit dan mereka segera menghembuskan nafas terakhir dan jatuh," tuturnya.

Situs ini diumumkan bulan ini dalam sebuah konferensi tentang arkeologi Italia di Istanbul, Turki. Temuan ini dibuat oleh tim yang dipimpin Francesco D'Andria, yang merupakan profesor arkeologi klasik di University of Salento.

Kota dengan peradaban Hellenistik ini tumbuh menjadi sebuah kota Romawi yang berkembang. Pada masanya, kota ini memiliki kuil, teater, serta sumber mata air panas suci yang terkenal.

Kabarnya, air tersebut bisa digunakan untuk penyembuhan "Kami menemukan Plutonium dengan rekonstruksi ulang pada rute dari mata air panas," ujar D'Andria.

Arkeolog melakukan rekonstruksi digital untuk memperlihatkan gambaran situs Plutonium secara keseluruhan. Menurut D'Andria, situs ini merupakan tempat yang digunakan untuk ritual inkubasi.

Situs yang pernah berjaya hingga abad ke-4 masehi ini telah meninggalkan reruntuhan, yang diyakini hancur akibat gempa bumi. Arkeolog menemukan peninggalan bersejarah seperti prasasti dengan dedikasi untuk para dewa dunia bawah (underworld).DARI: OKEZONE.COM

SATELIT BANTU MENYELAMATKAN MANUSIA

|| || || Leave a Comment


CALIFORNIA - Satelit pemantau Bumi (Earth observation satellite) yang dilengkapi dengan kamera atau radar, bisa difungsikan sebagai satelit orbit untuk misi penelitian dan komersial. Selain bertugas untuk misi penelitian, satelit yang dioperasikan European Space Agency (ESA) ini bisa digunakan untuk peringatan bencana alam.

Dengan demikian, apabila terdapat bencana seperti banjir atau menentukan lokasi yang aman untuk mengungsi, satelit akan memberikan gambar beresolusi tinggi yang dimanfaatkan oleh para tim penolong untuk terjun ke lokasi bencana. Di bawah persetujuan internasional, satelit bisa mendukung untuk pekerjaan kemanusiaan.

Satelit ditugaskan untuk terbang di atas zona bencana. Satelit juga kabarnya akan berkolaborasi dengan organisasi nasional atau 14 lembaga antariksa, yang memiliki sejumlah satelit.

Satelit tersebut termasuk SPOT dari Prancis hingga satelit Landsat dari Amerika Serikat. Kerjasama ini di bawah perjanjian International Charter Space and Major Disasters.

Ketika bencana alam menyerang, sistem yang dioperasikan akan dapat menghubungi European Space Agency (ESA), di mana teknisi luar angkasa akan mulai bekerja. "Kami pilih satelit sesuai dengan apa yang dibutuhkan, seperti visual atau gambar radar. Ini akan ditentukan oleh jenis bencana," tutur Catherine Proy dari National Centre for Space Studies (CNES) Prancis, seperti dikutip Phys, Rabu (3/4/2013).

Wikipedia menerangkan, Earth observation satellite merupakan satelit yang dirancang khusus untuk mengobservasi Bumi dari orbit di luar angkasa. Mirip satelit mata-mata, namun satelit ini dikhususkan untuk penggunaan non-militer seperti memonitor lingkungan serta membuat peta jalan di Bumi. Satelit membawa instrumen yang bisa dioperasikan pada ketinggian yang relatif rendah.DARI: OKEZONE.COM

MISTERI GALAXY BIMA SAKTI {okezone.com}

|| || || 21 Comment
WASHINGTON - Bumi yang kita tinggali ini merupakan salah satu bagian kecil dari planet yang berada dalam sistem tata surya Bima Sakti. Sistem tata surya Bima Sakti sendiri memiliki kemungkinan untuk disebut sebagai sebuah galaksi spiral, karena Bumi yang kita tempati berada dekat dengan salah satu filamentous.
Bahkan hampir 70 persen galaksi yang berada dekat dengan Bima Sakti merupakan galaksi spiral, dimana mereka mengambil bentuk yang paling biasa dari miliaran galaksi yang terdapat di alam semesta.

Meski merupakan morfologi umum, bagaimana cara dari sebuah galaksi mempertahankan karakteristik lengan spiralnya terbukti masih menjadi teka-teki yang bertahan dalam bidang Astrofisika. Bahkan masih terdapat banyak pertanyaan seputar bagaimana galaksi spiral muncul?, apakah mereka mengalami perubahan dari waktu ke waktu?.

Jawaban dari beberapa pertanyaan tersebut menurut beberapa peneliti, berasal dari fokus pada sebuah simulasi komputer yang mampu mengikuti pergerakan 100 juta partikel bintang, sebagai sebuah gravitasi dan kekuatan astrofisika yang membentuknya menjadi sebuah galaksi familiar.

Berdasarkan informasi dari Astrophysical Journal, tim peneliti dari University of Wisconsin (UW)-Madison dan Harvard Smithsonian Center untuk laporan simulasi Astrofisika, tampaknya sedang berusaha menjawab pertanyaan mengenai awal mula serta sejarah hidup dari lengan spiral dalam cakram galaksi.

"Kami untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa bintang dengan lengan spiral, bukan merupakan bagian dari fitur Transient, seperti yang selama ini diklaim pada beberapa dekade," jelas UW-Madison astrophysicist Elena D'ongohia, seperti dilansir dari Tgdaily, Rabu (3/4/2013).
DARI: OKEZONE.COM